Hm, years ago, jaman belum covid, tempat ini buka, semi barengan dengan beberapa nama2 baru (aku udah lupa apa aja, salah satunya yang tau buka di GM, tapi udah buyar), yang sama-sama jual steak dan punya 1 kesamaan: ex crew resto steak legendnya Surabaya. KATANYA begitu. Entah siapa yang sebar gossipnya.
Jelas, rame ga karuan. Tapi aku engga ngira, sampe 2025 masih rame! Bahkan antri. Ada yang DM cerita kalo dia lagi viral (lagi). Tapi aku engga nemu, dia viral dimana, cek TikTok kok ya garing aja.
Aku tuh nyampe sini karena ada anak temen laper, spesifik minta steak dan itu sudah diatas jam 22. Jadi, engga ada resto steak yang buka (setauku), maka keingetnya yang kelas kaki 5 ini. Sekalian kepo aja, ini kok rame bener. Sekalian kepo, beneran ala si resto legend itu kah?
Ini, jam 22 lebih:
Aku engga pernah makan steak kelas kaki 5, dimana pun. Jadi engga ada pembanding, engga ada yang pernah kasih review sebelumnya, juga engga tahu apa2. Pesan pun engga lihat menu, karena mereka lagi hectic banget. Jadi aku cuma tanya, apa best seller dan ya udah, pesan.
Yang best seller, TENDERLOIN STEAK, polos. Tapi aku engga ada fotonya, adanya TENDERLOIN MOZARELLA yang semuanya mirip, kecuali tambahan keju diatas daging itu aja. Engga ada pilihan saus, opsinya 1 aja (dan engga ada namanya):
Secara penampilan, menarik. Dengan hot plate, sizzling, dagingnya hadir bareng kentang goreng dan sayur rebus. Trus yang ini, MIX GRILL:
Semuanya sama, cuma proteinnya beda. Yang ini dengan daging sapi, ayam, sosis.
Nah, masalahnya adalah pada saus. Kalo kita bicara steak model gini, udahlah jangan bahas kualitas proteinnya (ga bisa kita compare dengan steak Porcos yang 6jutaan itu, oops), jadi soul dari makanannya jelas pada saus. Bintang utamanya bukan di proteinnya.
Dan sausnya ini, bukan dari kaldu sapi (ya iyalah), sepertinya mereka main bubuk2 gitu dan terasa sangat kimia menurutku. Bener2 terasa engga nyaman di lidah(ku lho ya) dan aku juga amati, logam yang dipakai sebagai hotplate ini DIDUGA engga pake logam food grade, karena ada bagian yang nampak mengelupas.
Dagingku, sapi lokal yang dipipihkan dengan cara digepuk, possibly juga mengalami proses pengempukan secara kimia sehingga ada after taste pahit di lidah. Jadi, lidahku mengirimkan signal 'bahaya' ke otak, haha! Tapi karena aku tuh engga mau menyia-siakan daging (karena ada jiwa yang menderita sehingga daging itu sampai ke piringku), aku buru2 pindahin daging ke atas sayur (supaya ga nempel besinya), lalu kerok bumbunya, baru dimakan. Habis. Tapi dengan alasan menghormati jiwa sapinya.
Trus, ini daftar menu dan harganya:
Benernya aku kaget loh, steakku cuma 42k. Kirain 80an. Makan bertiga dengan 4 gelas minum, 149. Murahhhhhh buanget! Tapi kemudian ada yang bilang bahwa harga segitu mahal dibandingkan tempat2 makan steak lokal. I have no idea. Bener2 engga pernah makan di tempat steak macam ini. Jadi, buat sebagian orang sepertinya secara harga pun, tempat ini engga menarik.
Aku bener2 engga nemu nilai plusnya tempat ini kecuali gossip bahwa orang dapurnya adalah ex pegawai resto ternama, tapi sauce, dsb BEDA banget.
...
MASTER STEAK
Jl. Kedungdoro, Surabaya