Wkwk, seru ini! Dunia per-pizza-an di Surabaya tuh sengit dan sepertinya dengan ngicip si SLICE AND SIP ini, aku udah ke semua tempat2 pizza deh, kecuali Ciccia.
Btw, si Slice and Sip ini adalah yang paling bungsu, pendatang baru. Jualnya di perumahan (arah ke RS HCOS/ Premier tuh, kalo ke RS belok kiri, ini belok kanan dari jembatan), wujudnya ya rumah yang disulap jadi tempat makan:

Kaget juga, udah jam 8-830 malam tapi rame! Kita hampir engga dapat meja. Akhirnya kita dapat 1, outdoor (engga ada opsi lain) dan ya udahlah. Kita pesan dulu di kasir dan langsung bayar:


Sekalian aja lah pesan 1 pizza, 1 pasta, 1 snack.
Pizza yang mana? Ikut rekomendasi aja. Tapi kita request pizza dengan tomate base, jadi diarahkan lah untuk pesan CAPRESE DI BURRATA:

Kata kasirnya, menu ini andalan karena full sayur, engga akan eneg, lalala. Ya wes lah, yuk. Datangnya engga lama, oven yang mereka pakai tuh oven gas, bukan yang pakai tungku (dan menurutku ini ngefek pada tesktur dan rasa), jadi lebih cepat matang juga.
Trus, aku ga ngira akan ada atraksi gunting2 burata (cuma video, engga bisa aku upload sini). Jadi, ini penampilan pizza kita sebelum dimakan:

Tempat ini mengagung-agungkan burratanya. Semua menu best seller adalah yang memakai burrata. Aku kepo, apakah emang burratanya ciamik, atau orang Surabaya penasaran aja karena jenis keju ini kan rada jarang buat sebagian orang ya..
Burrata (Italian: [burĖrata]) is an Italian cow's milk (occasionally buffalo milk) cheese made from mozzarella and cream.[1] The outer casing is solid cheese, while the inside contains stracciatella and clotted cream, giving it an unusual, soft texture. Burrata starts out much like mozzarella and many other cheeses, with rennet used to curdle the warm milk. Unlike other cheeses, however, the fresh mozzarella curds are plunged into hot whey or lightly salted water, kneaded, and pulled to develop stretchy strings (pasta filata), then shaped.
When making burrata, the still-hot cheese is formed into a pouch, which is then filled with the scraps of leftover mozzarella and topped off with fresh cream before closing.[1] The finished burrata is traditionally wrapped in the leaves of asphodel, tied to form a brioche-like topknot, and moistened with whey.[8]
As burrata does not keep well, even when refrigerated, it is advisable to use it promptly while it is still fresh (taken from here).

Kemudian, saatnya icip. Aku tuh bener2 penasaran ama pizza ini:

OK, ini pendapatku ya, yang bukan ahli sourdough dan belom ke Itali sana.
Adonan pizzanya kriuk dibagian bottom, sepertinya efek dari pemakaian oven gas. Chewy, iya. Tapi ada kriuknya. Nah lo. Kalo dilihat dari urusan tekstur, ya asik aja ada kriuknya gitu tapi aku prefer yang chewy aja semuanya wkwk :p.
Arugulanya beneran berlimpah *love it!*, trus mereka ada kasih (nah ini masalahnya) balsamic vinegar, engga di mix, tapi dikucurkan.
Balsamic vinegar adalah cuka yang dihasilkan dari fermentasi jus anggur, biasanya memiliki warna cokelat kemerahan hingga gelap dan rasa asam yang khas. Cuka ini banyak digunakan sebagai salad dressing atau saus untuk berbagai hidangan karena rasanya yang unik dan kompleks. Selain rasanya yang lezat, balsamic vinegar juga memiliki beberapa manfaat kesehatan, seperti membantu meningkatkan kesehatan pencernaan, menurunkan kolesterol, dan meningkatkan kesehatan kulit.
Aku yang ga asing aja, sempet diem bentar. Oh, pas gigit sayur yang kecipratan banyak balsamic vinegar. OK. Tapi buat yang ga paham, ada yang sampe stop makan pizzanya. Karena engga suka. Padahal engga setiap suapan akan kena balsamic vinegar.
Aku lebih ke-ganggu dengan burrata-nya. Kebanyakan. Dikit aja udah cukup kalo buatku.
Dan somehow rasa keseluruhannya kaya ada yang 'missing', sampai akhirnya aku melakukan hal mengerikan huaakakak, guess, hahahahaha.. aku ambil saus botolan!! Aku kasih rada banyak di pizzanya. Dan aku gaaaa pernah lakuin inilo, wkwk. Jadi, pizza ini bisa dimakan sih, bisa dinikmati, tapi ya gitulah.
Lanjut pasta. Aku benernya lagi puengen pasta dan aku engga nemu pasta yang OK di Surabaya. Temen bilang, pasta Slice and Sip OK. Ya udah, pesan seporsi yang paling best seller.
PESTO ALA GENOVESE:

Oh, engga pake piring, dia pakai mangkok kertas/ apa sih ini, bahannya?
Aromanya cakep. Penampilan OK, porsi ga complain, warna juga asik aja. Pesto, ijo. Dan itu benernya ada daging ayamnya (cuma ga nampang), plus baby tomatoes buat hiasan (cuma karena warnanya aja menurutku):

Benernya, ini enak CUMAAA.. kalo dimakan kebanyakan, aku kewalahan. Pesto sauce-nya bold. Mudah bikin eneg. Aku bayangin sih kalo pesto ini dijadiin olesan sandwich, cuakep :p. Tapi ya sudahlah. Sekali lagi, ini enak cuman eneg. Kudu di share:

Snacknya, kita direkomendasi BEEFY POTOOTIE:

Nah, haha ini enak! Sosisnya enak, baby potatonya enak, saus enak. Dari semua yang kita pesan, ini yang paling enak dan layak dibaleni :p. Sorry, fotonya jelek, blurry, cepet2 soalnya udah mau dimakan wkwk.
Dannn.. LEMONADE buat minum:

OK ajalah, engga manis2 amat, juga engga terlalu berasa lemonnya.
Buatku, ini menang lokasi, dekat rumah. Dan kalau sekedar pengen pizza ala2, pasta, OK lah. Pastanya murah menurutku. Pizzanya engga murah :p, haha! Tapi yang paling aku suka, malah Beefy Potootie. Dan buatku pribadi ya, kalo kamu ke tempat jual pizza, tapi kamu malah suka makanan lain, bukan pizzanya, hahahahaha.. yeah, u know lah :p. Buat kesimpulan sendiri.
...
SLICE AND SIP
Jl. Nginden Intan Selatan No. 65, Surabaya